Temperatur udara merupakan tinggi randahnya suhu udara. Temperatur udara di masing-masing tempat di Bumi berbeda-beda karena beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah garis lintang, garis lintang yang berbeda akan menunjukan intensitas penyinaran matahari yang berbeda. Seperti contohnya di Indonesia yang berada di garis lintang tropis, intensitas penyinaran matahari cukup tinggi sehingga sering terjadi penguapan dan pada akhirnya menyebabkan cuarah hujan di Indonesia meningkat. Berbeda dengan di daerah beriklim sedang maupun sub tropis, matahari hanya akan muncul pada saat-saat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya empat musim. Contohnya di negara-negara Eropa dan Amerika Utara.
Faktor kedua adalah adalah ketinggian. Semakin tinggi letak suatu tempat maka semakin rendah temperatur di tempat tersebut. Nah, ada sebuah rumus untuk menentukan temperatur udara berdasarkan ketinggian, yaitu:
Tx=T0 - (0,64 x Δ
Dengan:
Tx = Temperatur rata-rata di tempat x
T0 = Temperatur di tempat awal
Δh = Selisih ketinggian tempat x dengan tempat awal
Misal:
Suhu di kota A yang berketinggian 20 m dpal adalah 26,4oC. Berapa Suhu di Kota B yang memiliki ketinggian 1020 m dpal?
Jawaban:
Berdasarkan rumus maka,
Tx= 26,4oC - (0,64 x 1020-20/100)oC
Tx= 26,4oC - (0.64 x 1000/100)oC
Tx= 26,4oC- 6,4oC
Tx= 20oC
Jadi, suhu di Kota B adalah 20oC
Rumus tersebut didapatkan dari sifat dasar lapisan troposfer, yaitu setiap naik 100 meter maka suhu akan berkurang 0,64oC. Jadi rumus tersebut tidak dapat digunakan untuk lapisan di atas troposfer.
Di dalam peta tematik yang khusus menggambarkan suhu di daerah tertentu biasanya tempat-tempat dengan suhu yang sama dihubungkan dengan garis yang disebut isoterm.
Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat.
Baca Juga
Penyebab Berkurangnya Berat saat Berada dalam Air
7 Tipe letusan gunung berapi
Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal
Tiga pergerakan lempeng Bumi