Halo kawan-kawan! Pada post kali ini aku bakal mengshare sedikit tentang pengalamanku mengikuti seleksi program Belajar Bersama Maestro (BBM) yang diselenggarakan oleh Kemdikbud. Pertama kali mendengar adanya program ini saya sudah membayangkan betapa serunya program tahunan kemdikbud ini. Mengapa? karena sudah jelas program-program yang ditawarkan oleh Kemdikbud kepada siswa-siswi di seluruh Indonesia merupakan program-program berkulaitas yang top-markotop. Sudah beberapa kali aku mengikuti program-program yang diadakan oleh Kemdikbud (OSN dan lain sebagainya) dan tidak satu pun dari program tersebut yang mengecewakan. Oleh karena itu dalam hati aku berkata "nih program BBM pasti bakal seru deh."
Pada awalnya aku mulai mengulik website resmi BBM (nih linknya guys https://bbm.kemdikbud.go.id/). Syarat demi syarat, prosedur demi prosedur berusaha aku pahami. Dan ternyata salah dua syarat untuk mengikuti program tersebut adalah harus membuat esai sepanjang minimal 1000 kata dan membuat video promosi diri yang menampilkan bakat di bidang seni. Dengan tekun aku mulai membuat rancangan esaiku di secarik kertas, setelah idenya ku dapat baru lah kemudian aku mengetikannya di PC-ku. Esai ini kurang lebih aku buat selama dua minggu. Sistemnya yaa bisa dibilang dengan cara mencicil. Esai ini aku buat dengan sebaik-baiknya, pemilihan diksi dan kosa kata benar-benar aku perhatikan agar menarik minat juri yang membaca nantinya. Untuk esainya bisa dilihat di bawah yaa. (scroll down)
Yang sebenernya paling seru dalam pengalamanku ikut seleksi BBM ini adalah proses pembuatan videonya. Bayangkan saja, konsep videonya saja baru aku pikirkan H-12 jam! Waktu itu jam 13.00 WITA aku baru mulai mengambil secarik kertas dan menuliskan unek-unek yang bakal ditampilkan di video. Pukul 16.00 aku baru mengambil kamera. Bingung dengan siapa yang akan memvideokanku, langsung saja aku suruh adikku yang waktu itu belum mahir ngerekam pake kamera. Alhasil... videonya goyang broo...sumpah nggak stabil. Tapi walaupun begitu aku tetep bersyukur adikku mau ngerekam kakaknya ini. Gimana pun hasil rekamannya, tetap saja dia sudah berusaha sebaik-baiknya. Big thanks to my brother... Buat yang kepingin liat videonya bisa dicek di link https://youtu.be/YrGigtOSnII .
Lanjut kemudian di proses editing... Nah ini sebenernya the core of the process. Dalam proses editing ini aku menggunakan software Adober Premiere (bajakan) Pro. Sebenernya software ini (dan software buat ngebajaknya juga dong) udah keinstal di laptopku tapi entah kenapa waktu itu Adobenya gabisa kepake karena dibilangnya masih pake yang gratisan alias software bajakannya gak jalan. Bingung bukan kepalang aku kemudian membanting-banting, memukul-mukul, dan membentak-bentak laptopku supaya software bajaknnya jalan. Tapi tetep saja tidak mau jalan. Sampai di sini tingkat usahaku sudah melampaui titik kefrustasian dan aku pun putus asa. Muncul niat untuk batal ikut program BBM. Tapi entah kenapa saat aku mengutak-atik software 'pembajak' Adobe Premiere tiba-tiba programnya jalan. Syukur bukan kepalang. Waktu itu jam di tangan sudah menunjukan pukul 10 malam. Dengan semangat bagai kuda akhirnya aku lanjutkan proyek videoku dan akhirnya bisa selesai tepat waktu. Yak TEPAT WAKTU, deadline jam 12 malam, selesainya jam 12 malam.
Setelah selesai mengupload videoku di Youtube dan mengisi kolom-kolom registrasi di website BBM akhirnya aku bisa tidur dengan tenang dan tinggal menunggu pengumumuan peserta yang terpilih untuk mengikuti program Belajar Bersama Maestro 2019.
Rabu, 22 Mei 2019. Tiba lah hari pengumuman peserta yang lolos. Dan dengan segala syukur, aku lolos untuk mengikuti Belajar Bersama Maestro Purwacaraka. Yeyy!
5169 woii |
Namun sepertinya kesenanganku hanya sampai di situ saja. Setelah dilihat tanggal pelaksanaannya ternyata bersamaan dengan event lain (yang diadakan oleh Kemdikbud juga) yang berat untuk ditinggalkan. Dengan berat hati, tawaran mengikuti program Belajar Bersama Maestro aku batalkan.
Untuk mengurangi dosa telah menolak tawaran ikut BBM ini, aku akan menshare esai buatanku yang membuat aku lolos dalam seleksi. Semoga bermanfaat buat kalian yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti program Belajar Bersama Maestro.
Saya dan Kesenian
Oleh: I Wayan Nugraha Satya Ananda (SMAN 1 Singaraja)
Bali merupakan pulau dengan ribuan kekayaan seni dan tradisi. Terletak di antara gugusan Kepulauan Nusantara yang kaya akan keragaman budaya menjadikan Bali sebagai bagian penting dari kluster kesenian Indonesia. Kesenian-kesenian yang berkembang di Bali juga berhasil memalingkan perhatian sejuta turis dari berbagai belahan dunia untuk berkunjung ke pulau seribu pura ini. Tidak jarang pula kesenian-kesenian khas Bali seperti tari pendet, tari kecak, sendratari Ramayana, dan masih banyak lagi ditampilkan dalam berbagai pementasan kesenian internasional. Kesenian Bali yang kental akan ritual dan tradisi lokal berhasil memukau mata hadirin yang menyaksikan. Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri lagi jika Bali yang terkenal dengan pariwisatanya berjaya dari kesenian yang hidup dan berkembang di masyarakatnya.
Saya lahir dan tumbuh di Buleleng, Bali dalam keluarga yang dekat dengan kesenian. Kakek dan nenek dari pihak ayah saya merupakan penyanyi kidung atau dharma gita, sebutan untuk lagu-lagu kerohanian Hindu. Sedangkan kakek dari pihak nenek saya merupakan pemain seruling bali dan gerantang, yaitu alat musik pukul yang terbuat dari bambu yang biasa dimainkan dalam tangga nada pentatonis. Tinggal di ujung utara pulau Bali, membuat saya lebih kenal dengan kebudayaan dan kesenian di daerah Bali utara. Bagi sebagian orang, daerah Bali Utara juga dikenal dengan sebutan Den Bukit yang artinya kurang lebih adalah “daerah nun disana di balik bukit.” Nama tersebut diberikan berdasarkan pada kondisi alamnya yang berada di sebelah utara bukit yang memisahkan antara Bali utara dan Bali selatan. Pada abad XVII masehi di daerah ini berdiri Kerajaan Buleleng yang terkenal dengan bala tentaranya yaitu Teruna Gowak. Kemudian, pada abad-abad selanjutnya daerah ini juga pernah menjadi pusat kekuatan VOC di Bali hingga menjadi medan pertempuran dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Berbagai peristiwa sejarah ini nantinya akan sangat memengaruhi perkembangan seni yang ada di Bali Utara, baik itu seni rupa, seni musik, maupun seni tari dan teater.
Apabila diperhatikan, kesenian-kesenian yang berkembang di daerah Bali, khususnya Buleleng kita akan lebih banyak melihat kesenian di bidang seni tari. Berbagai pertunjukan tari seperti tari Teruna Jaya, tari Megoak-goakan, tari Cendrawasih, tari Palawakya, serta masih banyak tari lainnya berasal dari daerah Buleleng atau Bali utara. Selain kesenian tari, kesenian musik tradisional juga cukup berkembang di daerah saya di antaranya seperti gong kebyar dan gumbyung yang merupakan kesenian musik khas Buleleng. Perkembangan yang sejalan antara seni tari dan musik tradisional merupakan suatu hal yang logis karena seni musik dan tari ibarat pinang dibelah dua. Musik tanpa tari terasa tidak lengkap sedangkan tari tanpa musik akan terasa hampa. Dan apabila keduanya digabungkan maka tercipta lah harmoni yang indah. Kedekatan saya dengan berbagai kesenian tari dan musik di daerah saya ini lah yang menjadi awal dari ketertarikan saya terhadap seni tari dan seni musik.
Di antara seni tari dan seni musik apabila disuruh memilih lagi maka saya akan memilih seni musik. Hal ini bukan berarti saya tidak tertarik dengan bidang-bidang seni yang lain, saya menyukai setiap karya dan proses-proses seni. Namun, oleh karena lingkungan saya lebih dekat dengan seni musik maka minat saya lebih tertuju pada seni musik itu sendiri. Saya sangat mencintai seluk beluk seni musik mulai dari musik lokal tradisional hingga musik-musik modern yang kekinian. Dalam beberapa kesempatan saya juga pernah unjuk diri bermain alat musik baik dihadapan teman-teman, keluarga, maupun dalam pementasan di sekolah. Selebihnya saya menikmati musik sebagai sarana untuk menghibur diri dan orang sekitar. Saya tidak pernah puas jika saya bisa memainkan satu alat musik. Dalam diri saya selalu ada keinginan untuk mempelajari alat-alat musik lainnya karena bagi saya hal itu merupakan tantangan yang sangat menarik untuk ditaklukan. Bukan hanya alat musik modern, alat musik tradisional bagi saya tidak kalah menarik untuk dipelajari. Namun dalam mempelajari beragam alat musik tentu akan ditemukan berbagai kendala. Kondisi seperti minimnya pelatih dan biaya kursus musik yang tidak murah menjadi kendala saya dalam mempelajari kesenian musik. Utamanya untuk mempelajari alat musik tradisional yang notabenenya pelatihnya sudah mulai berkurang dalam jumlah dan alat musiknya yang semakin sulit untuk didapat. Keadaan zaman yang semakin modern tampaknya sedikit demi sedikit mulai menggerus kesenian tradisional. Walaupun begitu jika kita bijak dalam menyikapi modernisasi sebenarnya modernisasi ini juga membawa berbagai dampak positif termasuk mempermudah mempelajari seni musik. Hampir tiga per empat pengetahuan music yang saya miliki saya dapatkan melalui menonton channel-channel Youtube yang menampilkan tutorial bermusik. Perkembangan teknologi informasi yang saat ini sudah cukup maju sebenarnya telah mampu untuk menghilangkan kendala-kendala yang muncul saat belajar seni musik, hanya saja diperlukan kesadaran untuk memanfaatkannya.
Melalui media-media yang ada di internet saya juga menjadi lebih mudah dalam mencari konten-konten musik berkualitas. Karya-karya dari berbagai musisi terkenal juga tidak lagi sulit untuk dijangkau. Salah satu musisi yang sangat saya kagumi baik secara personal maupun dari karya-karyanya adalah Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals. Beliau terkenal akan karyanya yang tidak lekang waktu. Musisi kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini memiliki ciri khas dalam setiap karyanya. Lagu-lagu ciptaannya sangat ekspresif dan selalu bisa menyentuh perasaan para pendengarnya. Tema lagu yang beliau bawakan berkaitan erat dengan kehidupan riil di masyarakat sehingga terkadang lagu-lagu karya Iwan Fals bisa menjadi begitu emosional ketika didengar. Ditambah lagi keberanian dan kejujuran Iwan Fals dalam menyisipkan kritik dan sindiran semakin menjadikan karya-karyanya begitu istimewa. Walaupun dalam perjalanan musiknya beliau sempat diteror karena karya-karyanya yang disisipi sindiran, hal tersebut tidak serta merta menyurutkan semangatnya untuk menjadi pembawa aspirasi rakyat melalui lagu-lagu ciptaanya.
Selain karya-karyanya yang enak didengar dan penuh makna, kharisma yang dimiliki Iwan Fals juga menjadi kelebihan dalam dirinya. Sesosok musisi ekspresif yang bisa membangkitkan semangat para pendengarnya sudah menjadi image yang melekat dalam diri Iwan Fals. Dalam beberapa kesempatan Iwan Fals juga sempat mengadakan bakti sosial bersama para penggemarnya yang tergabung dalam OI (Orang Indonesia). Pada bulan Oktober 2016 lalu contohnya. Beliau bersama anggota OI melaksanakan agenda bersih-bersih pantai di Penimbangan, Singaraja, Bali. Kepekaan sosial, rasa peduli lingkungan, dan kedekatannya dengan para penggemarnya ini lah yang juga menjadi poin kekaguman saya kepada Iwan Fals. Kekaguman saya terhadap tokoh seni musik ini berhasil menjadi pelecut semangat saya untuk semakin mendalami dunia musik.
Untuk mendalami seni musik, saya melakukan berbagai usaha agar saya mendapat akses terhadap sumber-sumber belajar musik. Mencari sumber di internet menjadi pilihan utama saya sebab selain mudah, hal ini juga murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Namun, lama-kelamaan saya menyadari bahwa sosok maestro sangat saya perlukan guna mendapat motivasi dan inspirasi. Hingga pada suatu saat saya diberi tahu oleh teman saya mengenai program Belajar Bersama Maestro ini. Saya kemudian mencari info lebih lanjut mengenai program ini baik melalui website resmi BBM, Instagram, maupun youtube. Ketertarikan saya terhdap program BBM ini pun muncul. Alasan saya tertarik dengan program ini adalah karena saya ingin mengasah dan memperdalam lagi kemampuan saya di bidang seni, terutama seni musik sehingga saat saya pulang nanti bisa membagikannya kepada teman-teman saya di Singaraja. Saya juga ingin menambah relasi dan koneksi dengan teman-teman dari seluruh daerah Indonesia dan saya yakin dengan mengikuti program ini saya akan menjadi mempunyai lebih banyak kenalan. Untuk maestro saya memilih Bapak Purwacaraka karena beliau merupakan sosok musisi dengan karya-karya beserta aransemennya yang sangat mengaggumkan. Dengan mendirikan sekolah music Purwacaraka Music Studio, beliau juga merupakan sosok guru music yang saya yakini memiliki Teknik mengajar seni yang mumpuni. Beliau juga merupakan sosok yang menginspirasi sehingga saya sangat berminat belajar bersama maestro Purwacaraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar