Senin, 20 Juni 2016

Eksperimen Kartu dan Air

Hai sobat science,,,,!!!
Kali ini kita akan melakukan suatu percobaan yaitu "Eksperimen Kartu dan Air". Percobaan ini tergolong percobaan yang sederhana dan tidak memerlukan waktu lama, percobaan ini juga tidak memerlukan alat-alat laboratorium ataupun cairan-cairan kimia berbahaya, jadi anak-anak pun bisa melakukan.Tujuan dari percobaan ini adalah menggambarkan perbedaan antara tegangan permukaan dengan tekanan udara.


Oke, berikut adalah alat dan bahan yang kamu perlukan:

1. Gelas minum kaca
2. Air
3. Kartu mainan yang cukup tebal dan besar untuk menutup mulut       gelas





Cara kerja:
1. Isi gelas dengan air sampai penuh
2. Letakkan kartu di atas mulut gelas
3. Pegang kartu dan balikkan gelas dengan cepat
4. Lepaskan tanganmu dan perhatikan apa yang terjadi





Air dalam gelas tidak akan tumpah karena kartu mainan tetap berada pada tempatnya. Hal ini terjadi karena tegangan permukaan diantara gelas dan air, dan di antara air dengan kartu menyebabkan kartu tetap berada di tempatnya. 


Selain itu, tekanan udara juga berpengaruh dalam percobaan kali ini. Pada saat gelas dibalikkan ada beberapa tetes air yang keluar sehingga menyebabkan volume udara dalam gelas menjadi bertambah. Dengan bertambahnya volume udara dalam gelas, tekanan udara dalam gelas akan semakin turun. Dengan begitu udara dari luar gelas akan menekan kartu ke atas sehingga kartu tidak terjatuh.

Sekarang cobalah mengisi gelas dengan volume air yang berbeda dan ganti kartu mainan dengan benda lain. Apakah yang terjadi?

Bagaimana? Ajaibkan kan? Itulah keajaiban dari sains, mungkin di luar sana ada pesulap yang menggunakan teknik ini dan sekarang kamu sudah mengetahuinya.

Oke, sekian dulu untuk percobaan kali ini, jangan lupa comment ya....



Baca juga: 

Kemagnetan Bumi





Sabtu, 18 Juni 2016

Mengapa Langit Senja Berwarna Kemerahan?


Mengapa langit senja berwarna kemerahan?
Sebelum itu kita harus tahu asal usul warna langit tersebut. Sebenarnya warna langit dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari yang masuk ke bumi, jadi bukan dipengaruhi oleh warna air laut. Seperti yang kita ketahui matahari memancarkan cahaya dengan berbagai spektrum warna yang lazimnya disebut dengan me-ji-ku-hi-bi-ni-u (merah,jingga, kuning, biru, nila, dan ungu). 


Dari berbagai spektrum warna tersebut, warna ungu merupakan warna dengan gelombang terpendek, dengan pendeknya gelombang warna ungu maka akan sangat mudah dihamburkan oleh atmosfer yang mengandung uap air, molekul oksigen, nitrogen, dan sebagainya. 


Lho, kalau warna ungu yang paling mudah dihamburkan mengapa kok langitnya berwarna biru? Nah, kalau itu karena di retina mata kita terdapat reseptor yang lebih sensitif terhadap warna biru daripada warna ungu dan nila. Lalu bagaimana dengan warna yang lainnya? Warna-warna lain yang tergolong gelombang panjang akan dapat masuk dengan mudah melewati atmosfer bumi dalam satu warna, yaitu warna kuning. Hal inilah yang menyebabkan warna matahari dilihat pada siang hari akan tampak kekuningan---tidak disarankan untuk melihat secara langsung.


perbedaan panjang lintasan sinar matahari
senja di barat, fajar di timur

Nah, sekarang kita langsung ke topik bahasan, yaitu mengapa langit senja berwarna kemerahan? Jawabannya sangat sederhana, yaitu lintasan yang dilalui sinar matahari akan lebih panjang pada saat senja hari. Pada saat siang hari, pancaran sinar matahari akan tegak lurus dengan permukaan bumi 
(otomatis lebih dekat) sedangkan pada sore hari lintasan pancarannya akan lebih panjang seperti yang dijelaskan di atas. Karena panjang lintasan yang melalui atmosfer makin panjang maka penghamburan akan makin sempurna dan pada akhirnya akan berhasil menghamburkan gelombang yang paling panjang, yaitu gelombang warna merah.

















Minggu, 12 Juni 2016

Perbedaan antara Cahaya Bintang dan Planet Dilihat pada Malam Hari


Bagi sebagian orang, semua titik cahaya kecil yang ada di langit malam merupakan bintang-bintang. Namun, dibalik banyaknya bintang-bintang yang bertaburan, terdapat planet-planet yang tampak cukup terang sehingga cahayanya dapat sampai ke bumi dan dapat dilihat oleh mata telanjang.Planet-planet utama yang dapat diamati dengan jelas antara lain Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Untuk dapat mengamati planet-planet tersebut sebaiknya kita mengetahui perbedaan bintang dan planet. Pada dasarnya perbedaan antara bintang dan planet ialah sumber cahayanya, bintang dapat menghasilkan cahayanya sendiri sedangkan planet hanya memantulkan cahaya dari bintang (matahari). Akan tetapi, kita tentu tidak dapat membedakan antara benda yang menghasilkan cahaya sendiri dengan benda yang hanya memantulkan cahaya dari matahari apabila kita melihat dari bumi. Untuk itu kita harus tahu perbedaan bintang dengan planet apabila dilihat dari bumi pada malam hari. Berikut bisa dibaca perbedaannya:


1. Cahaya bintang tampak berkelap-kelip
Jika dilihat, cahaya dari planet tampak terus bersinar, sedangkan cahaya bintang relatif berkelap-kelip. Hal ini karena cahaya bintang telah menempuh jarak yang sangat jauh dan terus melemah sehingga cahaya bintang mudah terganggu oleh turbulensi udara. Turbulensi udara ini dapat membiaskan cahaya bintang sehingga tampak berkelap-kelip. Namun, apabila kita berada di daerah bersuhu dingin dengan molekul udara yang relatif stabil maka cahaya bintang akan tampak tidak berkelap-kelip. Hal ini juga menjadi alasan, mengapa di tempat tinggi seperti pegunungan bintang tampak tidak berkelap-kelip.

2. Cahaya planet tampak lebih terang dan lebih besar dibandingkan dengan cahaya bintang
Mengapa? hal ini karena jarak planet dengan bumi jauh lebih dekat daripada jarak bintang dengan bumi. Titik cahaya yang kita sebut dengan "bintang kejora" sebenarnya bukanlah bintang, namun titik cahaya tersebut merupakan planet Venus yang memantulkan cahaya dari matahari. "Bintang Kejora" ini tampak lebih besar dan bersinar karena terletak sangat dekat dengan bumi (jika dibandingkan dengan jarak bumi ke bintang) jaraknya sekitar 41 juta Km.

3. Planet tampak bergerak terhadap latar belakang bintang lain
Apabila kita teliti, maka kita dapat melihat bahwa posisi planet akan berpindah dari hari ke hari, hal ini karena planet juga ikut berrevolusi mengelilingi matahari dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Untuk membedakan antara planet dan bintang sebaiknya mengamati ketiga hal diatas, namun yang paling akurat adalah cara yang ketiga (mengamati posisi bintang dan planet dari hari ke hari).

Sekian terima kasih, semoga bermanfaat.......





Baca juga:

Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan 
Tektonisme sebagai Tenaga Endogen










Minggu, 05 Juni 2016

Tektonisme sebagai Tenaga Endogen

Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan lapisan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga ini menyebabkan naik turunnya lapisan permukaan bumi. Berdasarkan waktu dan daerah cakupannya, tektonisme dapat dibagi menjadi 2, yaitu:


1. Orogenetik


Gerak orogenetik /orogenesa adalah gerak yang dapat menimbulkan patahan, lipatan,
dan retakan. Tenaga ini meliputi daerah yang relatif sempit dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

a. Lipatan
Lipatan atau faulting adalah gerakan yang menyebabkan lapisan kulit bumi melipat. Lipatan ini biasanya terjadi di daerah dengan lithosfer yang elastis. Lipatan-lipatan ini nantinya akan membentuk punggung lipatan dan lembah lipatan. Punggung lipatan disebut dengan antiklinal dan lembah lipatan disebut dengan sinklinal.

b. Patahan
Patahan atau folding merupakan gerakan yang menyebabkan lapisan kulit bumi patah. Berbeda dengan lipatan, patahan ini terjadi pada lapisan lithosfer yang kaku sehingga lapisan ini tidak dapat menahan gaya yang menggerakkannya dan akhirnya patah. Patahan-patahan ini kemudian dibagi lagi menjadi:

Horst ialah bagian kulit bumi yang terangkat secara vertical oleh gaya endogen. Atau lapisan tanah yangterletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan-lapisan tanah sekirtanya.

Graben ialah bagian kulit bumi yang merosot seara vertikal oleh gaya endogen. Atau lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah disekelilingnya akibat patahnya sekitarnya.

Fleksur ialah bentuk patahan yang terjadi karena pergeseran vertikal dari peralihan lipatan akibat peningkatan tenaga endogen.

Dekstral terjadi jika berdiri, potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan.

Sinistral terjadi jika berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser kea rah kiri. 

Block Mountain terjadi akibat tenaga endogen yang membentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yangturun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadi satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer.

Patahan transversal ialah patahan yang memotong tegak lurus arah lipatan.

Patahan jenjang adalah patahan yang membagi kerak / kulit bumi pada bentuk bongkahan-bongkahan.

Zone / wilayah patahan ialah gerak patahan yang terjadi secara meluas tidak pada suatu tempat saja melainkan hamper mencapai beberapa wilayah yang membentuk jalur patahan.

Diaklas ialah bentuk patahan tanpa dislokasi


c. Pelengkungan
Pelengkungan atau wraping ialah gerakan yang menyebabkan kulit bumi melengkung.

d. Retakan 
Retakan atau jointing ialah terbentuknya suatu celah tanpa disertai adanya pergeseran.

2. Epirogenetik
Gerak epirogenetik / epirogenesa merupakan gerak yang menyebabkan permukaan bumi seolah-olah turun atau naik terhadap permukaan laut. Gerak ini mencakup daerah yang amat luas dan dalam waktu yang lama. Gerak epirogenetik ini dibagi menjadi dua, yaitu:
Gerak epirogenetik positif, yaitu gerak permukaan bumi seolah-olah turun terhadap permukaan air laut. Contohnya, turunnya kepulauan Maluku.
Gerak epirogenetik negatif, yaitu gerak naiknya permukaan bumi terhadap permukaan air laut. Contohnya, naiknya pulau Timor dan Buton.



Baca Juga

Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan









Sabtu, 07 Mei 2016

Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan


Kali ini Nugraha Science akan membahas salah satu cabang science yakni Social Science, tepatnya ekonomi. Dalam ekonomi mikro terdapat istilah yaitu permintaan (demand), penawaran (supply), dan harga keseimbangan. Berikut penjelasannya:

1. Permintaan
Permintaan adalah kuantitas barang yang dinginkan oleh konsumen pada harga dan waktu-waktu tertentu. Permintaan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
-Harga barang itu sendiri
-Adat penduduk setempat
-Harga barang substitusi
-Harga barang komplementer
-Pendapatan
-Jumlah penduduk
-Faktor promosi
-Perkiraan harga
Dalam hukum permintaan, makin tinggi harga barang maka permintaan akan cenderung menurun. Bisa diasumsikan apabila harga sepatu merk A naik maka anda tentu saja tidak ingin membeli sepatu tersebut jika masih ada sepatu merk B yang kualitasnya sama dengan merk A namun harganya lebih murah.
Namun, hukum tersebut tidak selamanya berlaku. Hukum tersebut tidak berlaku pada barang yang mengandung spekulasi, prestise, dan barang giffen (barang yang bila berlebihan akan merugikan).
Untuk memudahkan perhitungan ekonomi maka dibuatlah suatu rumus persamaan permintaan, secara matematis ditulis sebagai berikut:
Qd = a - bP
Dimana:
Qd = Kuantitas barang yang diminta
a = Konstanta, dipengaruhi oleh ceteris paribus (faktor permintaan selain harga barang itu sendiri)
b = koefisien dari harga
P= harga

Apabila persamaan diatas dibawa kedalam koordinat kartesius maka akan membentuk sebuah kurva seperti gambar dibawah:

Hasil gambar untuk kurva permintaan

Selain rumus tersebut ada pula rumus elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan adalah kepekaan permintaan terhadap perubahan harga. Seperti yang dijelaskan diatas, harga barang berbanding terbalik dengan permintaan. Rumus elastisitas permintaan dapat dituliskan sebagai berikut:
Ed = -(Q2 - Q1 / P2 - P1) x (P1 / Q1)

Dengan:
Ed = Elastisitas permintaan
Q1 = Permintaan awal
Q2 = Permintaan setelah perubahan harga
P1 = Harga awal
P2  = Harga setelah perubahan

Contoh soal elastisitas permintaan:
Pada saat harga sepasang sepatu adalah Rp 100.000,- jumlah sepatu yang diminta adalah 100 pasang. Namun, pada saat harga sepasang sepatu adalah Rp 125.000,- jumlah sepatu yang diminta berkurang menjadi 50 pasang. Berapa elastisitas permintaannya?

Dik:
Q1=100
Q2=50
P1=100.000
P2=125.000

Jwb:
Ed = -(Q2 - Q1 / P2 - P1) x (P1 / Q1)
Ed = -(50 - 100 / 125.000 - 100.000) x (100.000 / 100)
Ed = -(-50 / 25.000) x 1000
Ed = 1/500 x 1000
Ed = 2

Jadi, elastisitas permintaannya adalah 2.

Elastisitas permintaan dikelompokan berdasarkan besarnya elastisitas permintaan. Apabila:
Ed = 1 termasuk elastis uniter
Ed > 1 termasuk elastis
Ed =  termasuk elastis sempurna
Ed < 1 termasuk inelastis
Ed = 0 termasuk inelastis sempurna
Jadi, permintaan sepatu pada soal di atas termasuk elastis


2. Penawaran
Penawaran merupakan jumlah barang yang ditawarkan kepada konsumen pada harga dan waktu-waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
-Harga barang itu sendiri
-Jumlah penjual atau produsen
-Biaya produksi
-Harga faktor produksi
-Kemajuan teknologi
-Pajak
-Harga barang lain
-Perkiraan harga di masa depan
Dalam hukum permintaan semakin tinggi harga, semakin tinggi jumlah penawaran. Misalkan saja anda merupakan pedagang buah mangga, apabila harga mangga saat itu sangat rendah maka anda akan cenderung menawarkan buah mangga dalam jumlah sedikit dan lebih banyak mengkonsumsinya sendiri. Namun apabila harga mangga naik dan menjadi sangat tinggi maka anda akan menawarkan mangga dalam jumlah besar dan sebisa mungkin tidak mengkonsumsinya sendiri.
Sama hal nya dengan permintaan, penawaran pun juga memiliki sebuah persamaan matematis, yaitu:

Qs = a + bP

Dimana:
Qd = Kuantitas barang yang ditawarkan
a = Konstanta, dipengaruhi oleh ceteris paribus (faktor permintaan selain harga barang itu sendiri)
b = koefisien dari harga
P= harga

Perbedaan utama antara persamaan permintaan dengan persamaan penawaran adalah tanda positif (+)
pada persamaan penawaran dan tanda negatif (-) pada persamaan permintaan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena pada persamaan penawaran makin tinggi harga maka makin tinggi jumlah penawaran. Sedangkan pada persamaan permintaan terjadi hal sebaliknya, yaitu makin tinggi harga maka makin rendah tingkat permintaan.
Apabila persamaan penawaran di atas dibawa kedalam koordinat kartesius maka akan membentuk kurva seperti berikut:



Pada penawaran juga terdapat elastisitas yang disebut dengan elastisitas penawaran. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

Es = (Q2 - Q1 / P2 - P1) x (P1 / Q1)

Dengan:
Es = Elastisitas penawaran
Q1 = Penawaran awal
Q2 = Penwaran setelah perubahan harga
P1 = Harga awal
P2  = Harga setelah perubahan


Contoh soal:
Pada saat harga jambu per kilogramnya Rp 10.000,- jumlah yang ditawarkan pedagang adalah 50 kg. Namun pada saat harga jambu meningkat menjadi Rp. 15.000,- jumlah yang ditawarkan menjadi 150 kg. Berapakah elastisitas penawarannya?

Dik
Q1 = 50
Q2 = 150
P1 = 10.000
P2 = 15.000

Jwb
Es = [(Q2 - Q1) / (P2 - P1)] x (P1 / Q1)
Es = [(150 - 50) /  (15.000 - 10.000)] x 10.000/50
Es = [100/5.000] x 200
Es = 1/50 x 200
Es = 4

Jadi, elastisitas penawarannya adalah 4.

Elastisitas penawaran dikelompokan berdasarkan besarnya elastisitas penawaran. Apabila:
Ed = 1 termasuk elastis uniter
Ed > 1 termasuk elastis
Ed =  termasuk elastis sempurna
Ed < 1 termasuk inelastis
Ed = 0 termasuk inelastis sempurna
Jadi, penawaran buah mangga pada soal di atas termasuk elastis


3. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan merupakan tingkat harga dimana permintaan dan penawaran sama besar. Titik keseimbangan merupakan titik saling berpotongnya kurve permintaan dengan kurve penawaran. Untuk tercapainya harga keseimbangan maka persamaan Qs harus memiliki hasil yang sama dengan dengan persamaan Qd.
Apabila terbentuk harga keseimbangan maka kurve akan berbentuk sebagai berikut:



Pada kurve di atas, titik E merupakan titik keseimbangan.



Contoh soal yang berkaitan dengan harga keseimbangan:
Apabila Qd=Qs, dan Qd= 50.000 - 2P serta Qs = 10.000 + 6P, maka pada tingkat harga berapakah tebentuknya harga keseimbangan?

Diketahui:
Qd=Qs
Qd=50.000 - 2P
Qs=10.000 + 6P

Jawaban:
Qd=Qs
50.000 -2P = 10.000 + 6P
50.000 - 10.000 = 6P + 2P
40.000 = 8P
8P = 40.000
P = 5.000

Jadi, harga keseimbangan akan terbentuk pada tingkat harga 5.000

Apabila sudah tercapai harga keseimbangan maka produsen, penjual, maupun konsumen akan sama-sama untung. Tidak akan terjadi kelebihan permintaan maupun kelebihan penawaran.

Sekian artikel dari saya, terimakasih.









Baca Juga

Penyebab Berkurangnya Berat saat Berada dalam Air
7 Tipe letusan gunung berapi
Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal
Tiga pergerakan lempeng Bumi
Temperatur udara dan rumus penentuan suhu berdasarkan ketinggian




Jumat, 29 April 2016

Temperatur Udara dan Rumus Penentuan Suhu Berdasarkan Ketinggian

Clouds, Sky, Cloudy, Blue, White Cloud, Cloud
    Temperatur udara merupakan tinggi randahnya suhu udara. Temperatur udara di masing-masing tempat di Bumi berbeda-beda karena beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah garis lintang, garis lintang yang berbeda akan menunjukan intensitas penyinaran matahari yang berbeda. Seperti contohnya di Indonesia yang berada di garis lintang tropis, intensitas penyinaran matahari cukup tinggi sehingga sering terjadi penguapan dan pada akhirnya menyebabkan cuarah hujan di Indonesia meningkat. Berbeda dengan di daerah beriklim sedang maupun sub tropis, matahari hanya akan muncul pada saat-saat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya empat musim. Contohnya di negara-negara Eropa dan Amerika Utara.
Faktor kedua adalah adalah ketinggian. Semakin tinggi letak suatu tempat maka semakin rendah temperatur di tempat tersebut. Nah, ada sebuah rumus untuk menentukan temperatur udara berdasarkan ketinggian, yaitu:

Tx=T0 - (0,64 x  Δh/100)oC

Dengan:
Tx      Temperatur rata-rata di tempat x
T0   = Temperatur di tempat awal
Δh  = Selisih ketinggian tempat  x dengan tempat awal



Misal:
Suhu di kota A yang berketinggian 20 m dpal adalah 26,4oC. Berapa Suhu di Kota B yang memiliki ketinggian 1020 m dpal?
Jawaban:
Berdasarkan rumus maka,
Tx= 26,4oC - (0,64 x 1020-20/100)oC
Tx= 26,4oC - (0.64 x 1000/100)oC
Tx= 26,4oC- 6,4oC
Tx= 20oC
Jadi, suhu di Kota B adalah 20oC


 Rumus tersebut didapatkan dari sifat dasar  lapisan troposfer, yaitu setiap naik 100 meter maka suhu akan berkurang 0,64oC. Jadi rumus tersebut  tidak dapat digunakan untuk lapisan di atas troposfer.
Di dalam peta tematik yang khusus menggambarkan suhu di daerah tertentu biasanya tempat-tempat dengan suhu yang sama dihubungkan dengan garis yang disebut isoterm.

Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat.



Baca Juga 

Penyebab Berkurangnya Berat saat Berada dalam Air
7 Tipe letusan gunung berapi
Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal
Tiga pergerakan lempeng Bumi













Sabtu, 16 April 2016

Tiga Bentuk Pergerakan Lempeng Bumi

Kerak Bumi terbagi menjadi beberapa lempeng tektonik. Lempeng lempeng-tersebut terus bergerak karena pengaruh lapisan dibawahnya. Jika kita bandingkan antara ketebalan lempeng-lempeng tersebut dengan lapisan magma di bawahnya, kita akan mendapatkan perbandingan 1:42 ini berarti lempeng-lempeng tersebut bagaikan rakit yang mengambang di lautan dalam. 
Akibat adanya pergerakan magma di lapisan mantel (astenosfer), maka lapisan kerak Bumi yang terdiri atas banyak lempeng juga akan bergerak. Pergerakan lempeng ini dikenal dengan istilah diastropisme. Berdasarkan arah pergerakannya terhadap lempeng yang lain, pergerakan lempeng dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Konvergen
Konvergen merupakan gerak saling mendekat antara dua lempeng atau lebih, gerakan konvergen ini akan menghasilkan zona subduksi (subduction zone) atau zona penunjaman. Di zona ini akan terbentuk palung yang dalam sedangkan di bagian atasnya akan terbentuk jalur pegunungan.
Contoh pegunungan yang terbentuk akibat gerak konvergen adalah jalur pegunungan yang melewati pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Pergerakan secara konvergen (konvergensi) akan selalu menghasilkan pegunungan namun belum tentu menghasilkan palung. Gerak konvergen akan menghasilkan palung apabila zona subduksi berada di bawah permukaan air laut. Zona subduksi ini muncul akibat adanya penunjaman dimana lempeng samudera akan menunjam ke bawah lempeng benua seperti pada gambar di atas. Hal ini disebabkan karena kerak samudra lebih padat dibandingkan kerak benua. Namun, gerak konvergen tidak selalu menghasilkan zona subduksi. Gerak konvergen juga dapat menghasilkan zona kolisi (zona tumbukan) apabila yang saling bergerak mendekat adalah lempeng benua. Tumbukan lempeng benua ini dapat menghasilkan rangkaian pegunungan dengan ketinggian yang amat tinggi. Contohnya adalah pegunungan Himalaya, pegunungan ini terbentuk akibat adanya gerak konvergensi antara benua Eurasia dengan anak benua India, dalam hal ini anak benua India lah yang bergerak menumbuk benua Eurasia. 

Gerak anak benua India menumbuk benua Eurasia


2. Divergen
Divergen merupakan kebalikan dari konvergen, divergen dapat diartikan sebagai gerak saling menjauhnya lempeng tektonik. Gerak ini akan menyebabkan magma yang ada di perut Bumi naik ke kerak Bumi dan membentuk Mid-Oceanic Ridge yang salah satunya berada di dasar samudera Atlantik.
 

Gerak divergen disebut juga gerak konstruktif karena bersifat membangun. Magma yang keluar dari perut bumi akan membeku setelah mencapai dasar laut. Bekuan magma ini membentuk sebuah rangkaian yang akan terus mengembang.

3. Sesar Mendatar ( Transform)

Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California.




Baca Juga 

Penyebab Berkurangnya Berat saat Berada dalam Air
7 Tipe letusan gunung berapi
Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal
Tiga pergerakan lempeng Bumi




Sabtu, 19 Maret 2016

Penyebab Berkurangnya Berat saat Berada dalam Air

Ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, beratnya seolah-olah berkurang. Hal ini diakibatkan karena adanya gaya yang mendorong benda tersebut melawan arah berat benda. Contoh sederhananya, apabila kita berada di air kita akan merasa bahwa kita lebih ringan daripada saat berada di darat. Hal inilah yang dipelajari oleh Archimedes, seorang ilmuwan asal Yunani. Beliau menyimpulkan bahwa:
"Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat cair yang dipindahkannya"
Jadi jelaslah bahwa gaya apunglah yang menyebabkan berat kita berkurang saat berada di dalam air. Secara matematis hukum Archimedes dapat dituliskan sebagai berikut:

Wba=Wbu - Fa

Keterangan:
Wba=Berat benda dalam air (N)
Wbu=Berat benda di udara (N, didapat dari massa dikali gravitasi)
Fa     =Gaya apung (N)

Gaya apung atau Fa dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Fa= ρcair x V x g

Keterangan:
Fa     =Gaya apung (N)
ρcair =Massa jenis zat cair (kg/m3)
V      =Volume zat cair yang dipindahkan (m3)
g       =Percepatan gravitasi (m/s2)

Konsep gaya Archimedes berlaku untuk semua zat yang dapat mengalir (seperti air dan udara). Berdasarkan konsep gaya Archimedes, kedudukan benda dalam zat alir dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Mengapung
Hasil gambar untuk mengapung melayang tenggelam


Suatu benda dikatakan mengapung apabila benda tersebut berada di permukaan suatu zat alir. Hal ini dapat terjadi karena gaya apung zat alir lebih besar dari gaya berat benda (Fa>w).
2. Melayang

Benda dapat melayang apabila  gaya ke atas (gaya apung) sama dengan gaya beratnya (Fa=w).
3. Tenggelam

Benda dapat tenggelam apabila gaya apungnya lebih kecil dari gaya berat (Fa<w).

Hukum Archimedes sangat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, kapal laut dan jembatan ponton.




Baca juga

7 Tipe letusan gunung berapi
Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal








7 Tipe Letusan Gunung Berapi

Setiap gunung api memiliki tipe letusan yang berbeda-beda, tergantung pada kedalaman dapur magma, tekanan gas, serta viscositas dari lava yang ada di gunung api tersebut. Ada 7 tipe  letusan gunung api, yaitu:
1. Tipe Hawaii

Letusannya berupa lelehan dan letupan dengan lava yang cair, dapur magma gunung api tersebut dangkal, dan tekanan gasnya rendah.

2. Tipe Stromboli

-Letusan berupa letupan dan lelehan
-Tekanan gas sedang
-Meletus secara periodik
-Mengekuarkan lava disertai bom dan lapili.
Contoh:G. Raung dan G. Stromboli

3. Tipe Vulkano

Vulkano lemah:
-tekanan gas sedang
-dapur magma dangkal
-mengeluarkan material padat
contoh:G. Bromo dan G. Semeru
Hasil gambar untuk gunung semeru meletus dahsyat

Vulkano kuat:
-tekanan gas tinggi
-dapur magma dalam
-letusan kuat






4. Tipe Merapi
Hasil gambar untuk gunung merapi meletus dahsyat
Ciri-ciri:
-letusan berupa hembusan gas
-viskositas(kekentalan) lava tinggi
-dapur magma dangkal
-tekanan gas rendah

5. Tipe St. Vincent
Ciri-ciri:
-lava cair dan liat
-letusan hebat

6. Tipe Pelle
Ciri-ciri:
-sumbat kawah tinggi
-dapur magma dalam
-tekanan gas tinggi
-memancarkan gas pijar bersuhu 200oC
Contoh: G. Montagna Pelee

7. Tipe Perret
Hasil gambar untuk letusan gunung krakatau


Ciri-ciri:
-letusan paling hebat
-dapur magma sangat dalam
-tekanan gas sangat tinggi
-lava kental
Contoh:G. Krakatau


Baca juga








Lapisan atmosfer Bumi
Objek luar angkasa yang dapat dijadikan tempat tinggal
Penyebab berkurangnya berat saat berada dalam air